Tim kami memiliki lebih dari 7.000.000 trader!
Setiap harinya kami bekerja sama untuk meningkatkan trading. Kami memperoleh hasil tinggi dan terus bergerak maju.
Pengakuan dari jutaan trader diseluruh dunia merupakan apresiasi terbaik dari kerja kami! Anda membuat pilihan anda dan kami akan melakukan semua yang dibutuhkan untuk memenuhi ekspektasi anda!
We are a great team together!
InstaSpot. Bangga bekerja bersama anda!
Seorang Aktor, juara 6 turnamen UFC dan pahlawan sesungguhnya!
Pria yang berhasil. Pria yang berusaha keras.
Rahasia dibalik kesuksesan Taktarov adalah pergerakan konstan menuju target.
Tunjukkan seluruh sisi dari bakat anda!
Temukan, coba, gagal - namun jangan pernah berhenti!
InstaSpot. Cerita sukses anda dimulai disini!
Ekonomi dunia berada di ambang resesi. Tahun ini, PDB global mungkin menyusut lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu, The Morgan Stanley memperingatkan.
Menurut para pakar dari bank AS, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 tidak mungkin mencapai bahkan setengah dari level tahun sebelumnya. Pertumbuhan akan hanya sebesar 2,9%, sedangkan pada tahun 2021 PDB global menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,2%.
Dua faktor fundamental akan berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Pertama, konflik militer yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Yang kedua adalah gelombang COVID-19 di China.
Sanksi yang baru kali ini dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia dalam menanggapi operasi militernya di Ukraina telah menyebabkan harga komoditas dan minyak meroket.
Hal ini meningkatkan tekanan inflasi di seluruh dunia dan memaksa banyak bank sentral untuk memperketat kebijakan moneter mereka.
Sekarang banyak regulator yang ditujukan untuk melemahkan stimulus fiskal. Ini akan memberikan tekanan kuat pada ekonomi dan pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan di masa mendatang, menurut analis di The Morgan Stanley.
Para pakar juga menyaksikan peningkatan risiko resesi di tengah wabah virus corona baru di China. Negara ini masih mempertahankan kebijakan tanpa toleransi untuk COVID-19, terus memerangi penyebaran penyakit dengan memberlakukan lockdown.
Pengetatan langkah-langkah untuk memerangi virus di China menyebabkan terhentinya produksi industri di negara tersebut dan membatasi permintaan domestik.
Hal ini berdampak negatif terhadap perekonomian masyarakat setempat. Bulan lalu, pertumbuhan ekspor China melambat ke level terendah dalam hampir 2 tahun.
Pembatasan yang berkelanjutan di kota-kota besar China juga dapat memperlemah ekonomi negara lain, karena masalah dalam rantai pasokan global sangat membatasi produksi dan pertumbuhan ekonomi.
Morgan Stanley yakin perlambatan ekonomi merupakan tren global. Namun, bank tersebut menyatakan ada dua negara yang bisa menghindari resesi pada 2022, yaitu Jepang dan India.
Menurut data terbaru, PDB Jepang naik 0,8% pada bulan Maret, didukung oleh peningkatan konsumsi domestik di tengah pencabutan tindakan karantina. Ini adalah kenaikan bulanan kedua indikator tersebut secara berturut-turut.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) memperkirakan ekonomi India tahun ini akan naik 8,2%, menjadikannya sebagai negara dengan keuntungan tertinggi di dunia.
Sebagai perbandingan, The Morgan Stanley memperkirakan PDB China hanya 4,2% pada tahun 2022, sekitar setengah dari pertumbuhan tahun lalu.
Tinjauan analitis InstaSpot akan membuat Anda menyadari sepenuhnya tren pasar! Sebagai klien InstaSpot, Anda dilengkapi dengan sejumlah besar layanan gratis untuk trading yang efisien.