Tim kami memiliki lebih dari 7.000.000 trader!
Setiap harinya kami bekerja sama untuk meningkatkan trading. Kami memperoleh hasil tinggi dan terus bergerak maju.
Pengakuan dari jutaan trader diseluruh dunia merupakan apresiasi terbaik dari kerja kami! Anda membuat pilihan anda dan kami akan melakukan semua yang dibutuhkan untuk memenuhi ekspektasi anda!
We are a great team together!
InstaSpot. Bangga bekerja bersama anda!
Seorang Aktor, juara 6 turnamen UFC dan pahlawan sesungguhnya!
Pria yang berhasil. Pria yang berusaha keras.
Rahasia dibalik kesuksesan Taktarov adalah pergerakan konstan menuju target.
Tunjukkan seluruh sisi dari bakat anda!
Temukan, coba, gagal - namun jangan pernah berhenti!
InstaSpot. Cerita sukses anda dimulai disini!
Mata uang AS dan Eropa tetap dalam tahap konfrontasi, bersaing ketat satu sama lain. Namun, euro sering kalah dalam kompetisi ini, secara berkala kalah dari dolar yang lebih kuat. Dengan latar belakang ini, para analis memperkirakan paritas dalam pasangan EUR/USD akan bertahan dalam cakrawala perencanaan jangka pendek dan menengah.
Euro melonjak pada awal minggu baru, sedikit naik berkat sinyal hawkish Bank Sentral Eropa. Euro mencapai level tertinggi tiga minggu terhadap mata uang AS, karena perwakilan dari ECB memutuskan untuk tetap melakukan pengetatan kebijakan moneter yang agresif.
Ingat, setelah rilis hasil pertemuan berikutnya, ECB menaikkan suku bunga utamanya ke rekor 75 bps. Ini adalah tindakan cukup tegas yang diambil setelah kenaikan suku bunga Juli sebesar 50 bps. Langkah tersebut termasuk dalam kuotasi pasar utang, sehingga tidak mengejutkan. Menurut para analis, nada hawkish dari bank sentral memberikan dukungan signifikan untuk mata uang tunggal, meskipun ini tidak menyelamatkannya dari penurunan selajutnya ke bawah level paritas. Pasangan EUR/USD diperdagangkan pada 1.0088 pada Senin pagi, 12 September, menutupi sebagian penurunan sebelumnya.
Menurut Presiden ECB, Christine Lagarde, "euro yang lemah memacu inflasi." Dengan latar belakang ini, langkah-langkah yang lebih drastis dalam proses kenaikan suku bunga dapat diterima dalam waktu dekat. Perwakilan bank sentral juga menyatakan bahwa kenaikan berikutnya mungkin terjadi pada lima pertemuan berikutnya. Selain itu, dua acara agenda berikutnya akan diakhiri dengan kenaikan suku bunga, menurut departemen tersebut.
Dengan latar belakang ini, mata uang AS sedikit melemah terhadap mata uang Eropa dalam mengantisipasi laporan tingkat inflasi AS (CPI). Pada hari Selasa, 13 September, pasar akan fokus pada data inflasi tahunan AS. Menurut prakiraan awal, pada bulan Agustus, pertumbuhan harga konsumen di Amerika Serikat akan menunjukkan perlambatan untuk bulan kedua berturut-turut (dari saat ini 8,5% menjadi 8,1%). Pada saat yang sama, investor dan trader memperkirakan bahwa pada bulan September Federal Reserve akan kembali menaikkan discount rate sebesar 75 bps. Pendapat ini dipegang oleh 90% analis, dan 10% sisanya memperkirakan kenaikan suku bunga hingga 50 bps.
Beberapa pakar menganggap memburuknya indikator CPI Agustus di Amerika Serikat sebagai salah satu potensi risiko penurunan greenback. Menurut analis, lemahnya laporan ekonomi makro lainnya meragukan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga ketiga berturut-turut sebesar 75 bps. Namun, beberapa pakar optimis. Pakar strategi mata uang Wells Fargo yakin terlepas dari langkah pengetatan kebijakan moneter yang agresifoleh sejumlah bank sentral, Fed akan tetap menjadi pemimpin dalam masalah ini. Dengan latar belakang ini, USD sangat mungkin menguat hingga akhir 2022, ujar para analis.
Posisi serupa dipegang oleh Larry Summers, mantan Menteri Keuangan AS dan profesor saat ini di Harvard University. Summers yakin greenback berpeluang bagus untuk terus menguat. Pada saat yang sama, spesialis ini memperhitungkan sejumlah faktor mendasar yang berkontribusi pada pertumbuhan greenback. Menurut Summers, Amerika memiliki "keuntungan besar": tidak bergantung pada "pembawa energi asing yang sangat mahal." Keuntungan tambahannya, Fed bergerak menuju pengetatan kebijakan moneter lebih cepat daripada bank sentral lainnya. "Hal ini memungkinkan dolar untuk tetap menjadi mata uang safe haven, dan Amerika Serikat tetap sebagai kiblat untuk pasar modal. Akibatnya, semua sumber daya keuangan dunia mengalir ke USD," Summers menyimpulkan. Dalam situasi seperti itu, banyak pakar memperkirakan greenback akan menguat dalam jangka menengah dan panjang.
Tinjauan analitis InstaSpot akan membuat Anda menyadari sepenuhnya tren pasar! Sebagai klien InstaSpot, Anda dilengkapi dengan sejumlah besar layanan gratis untuk trading yang efisien.