empty
 
 
id
Bantuan
Pembukaan akun instan
Platform Trading
Deposit/Penarikan

02.10.202405:07 Forex Analysis & Reviews: Ketegangan di Timur Tengah, krisis Wall Street: Siapa yang akan keluar menjadi pemenang dalam pertarungan antara minyak VS saham?

Exchange Rates 02.10.2024 analysis

Saham Merah: Risiko Geopolitik dan Kekhawatiran Pasokan Minyak

Indeks global MSCI serta imbal hasil Treasury AS anjlok pada hari Selasa di tengah ketidakpastian yang kian parah. Para investor menjauh dari aset berisiko, sementara harga minyak berjangka mengalami kenaikan karena ada kekhawatiran tentang gangguan pasokan saat Timur Tengah yang terus memanas setelah serangan Iran ke Israel.

Wall Street Pulih

Namun nilai saham AS ditutup di atas level terendah intraday dan imbal hasil Treasury AS juga stabil karena para pelaku pasar masih terus berharap jika eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut tidak akan dapat dihindari meskipun situasinya sedang tegang.

Timur Tengah "Terbakar"

Iran mengirimkan serangkaian tembakan rudal balistik ke Israel pada hari Selasa sebagai balasan terhadap serangan Israel kepada posisi Hezbollah yang dibelakangi oleh Teheran di Lebanon. Washington mengutuk tindakan Iran dan menegaskan bahwa mereka akan berkonsultasi dengan Israel terkait kemungkinan aksi balasan setelah militer AS mendukung Israel untuk menepis serangan tersebut.

Dolar dan Emas Memimpin

Di tengah ketegangan geopolitik, dolar AS alami penguatan dan emas yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven selama krisis mengalami kenaikan lebih dari 1% selama sesi trading. Para investor terus mencari tempat berlindung yang aman di tengah adanya ketakutan akan ketidakstabilan lebih lanjut di wilayah tersebut.

Pasar Minyak: Risiko Kekurangan Pasokan

Harga minyak juga alami kenaikan akibat ada kekhawatiran bahwa eskalasi konflik berpotensi menyebabkan gangguan pasokan. Setiap terjadi gangguan dalam proses pengiriman minyak akan memberikan tekanan yang signifikan terhadap pasar energi global.

Badai dan Pemogokan: Ancaman Lainnya bagi AS

Selain risiko geopolitik, para investor di AS menghadapi tantangan lainnya. Badai Helen mengancam pantai, dan pemogokan para pekerja di pelabuhan telah melumpuhkan hampir setengah dari antrian pengiriman di pantai timur dan selatan AS. Negosiasi kontrak baru bersama pemilik pelabuhan sejauh ini masih belum membuahkan hasil, sehingga memicu kekhawatiran akan terjadi gangguan pasokan lebih lanjut.

Faktor-faktor ini menciptakan lingkungan pasar global yang terasa menegangkan, ini memaksa investor mencari tempat berlindung yang aman dan menghindari risiko dalam jangka pendek.

Kegelisahan di Wall Street: Geopolitik dan Bencana Alam Membebani Pasar

Saham AS kini berada di bawah tekanan lagi setelah S&P 500 dan Dow Jones mencapai rekor tertinggi pada hari kemarin. Situasi juga kian diperparah oleh adanya beberapa faktor negatif sekaligus, dari adanya pemogokan di pelabuhan hingga dampak badai dan eskalasi yang memanas di Timur Tengah.

Tiga Pukulan menimpa Pasar

"Pasar mengalami euforia, namun saat ini adalah waktunya untuk menilai risiko dengan bijak. Badai, pemogokan, serta rudal Iran merupakan pukulan-pukulan serius bagi kepercayaan para investor," kata Carol Schleiff, kepala investasi di BMO Family Office. Menurutnya, situasinya yang terjadi sedemikian rupa sehingga setiap peristiwa negatif berpeluang mengubah arah perdagangan secara signifikan .

Carol Scleiff menjelaskan bahwa pemogokan pekerja di pelabuhan telah mengganggu infrastruktur pasokan di Pantai Timur, lalu dampak Badai Helene juga menambah ketidakpastian. Namun faktor yang ketiga, menurut ahli tersebut, merupakan ancaman terbesar - aksi pelepasan rudal Iran ke Israel ini dapat meningkat menjadi konflik yang lebih serius dengan sangat mudah.

Dolar Menguat, Obligasi Semakin Disukai

Ketegangan yang meningkat di arena internasional memperkuat nilai tukar mata uang dolar serta ikut meningkatkan permintaan terhadap obligasi Treasury AS. Menurut Shleif, para investor saat ini lebih berhati-hati dan lebih memilih aset dengan risiko minimal, sambil berharap situasi akan lebih stabil dan tidak meningkat menjadi krisis besar-besaran.

Harga Minyak Naik, Namun Tidak Tanpa Volatilitas

Harga minyak di pasar dunia awalnya mengalami lonjakan, namun kemudian akhirnya perlahan mundur dari rekor harga tertinggi harian. Clay Seigl yang merupakan seorang analis risiko politik independen menekankan bahwa setiap serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran dapat menyebabkan gangguan pasokan secara signifikan, sehingga berpotensi mengurangi ekspor lebih dari satu juta barel minyak per hari.

"Adanya ketegangan yang memanas di wilayah ini dapat menyebabkan gangguan besar di pasar energi, dan akan segera memengaruhi ekonomi global," kata Seigle. Selain itu, dia juga menambahkan bahwa kemungkinan kenaikan harga minyak secara lebih lanjut masih akan tetap tinggi, mengingat adanya kerapuhan pasokan di wilayah tersebut.

Pada hari Selasa, harga minyak AS melonjak sebesar 2,44%, mencapai $69,83 per barel, sementara Brent Eropa juga naik sebesar 2,59% menjadi $73,56. Sebelumnya di hari yang sama, keduanya mengalami kenaikan lebih dari 5%, ini menunjukkan kegelisahan di antara para pelaku pasar.

Pasar Saham AS di Sedang Tertekan

Pasar saham AS tegang. Dow Jones Industrial Average anjlok 173,18 poin, atau 0,41%, dan ditutup di level 42.156,97. Indeks S&P 500 lebih luas alami penurunan 53,73 poin, atau 0,93%, ke angka 5.708,75. Indeks Nasdaq Composite yang didominasi oleh saham teknologi turun 278,81 poin, atau 1,53%, menjadi 17.910,36.

Situasi pasar saat ini mencerminkan ketakutan para investor terhadap adanya kemungkinan peningkatan risiko geopolitik, ini sangat mungkin berdampak serius pada segala aset utama yang ada, mulai dari saham dan obligasi hingga komoditas.

Pasar Global: Kepanikan Pasar Saham, Minat pada Aset Masih Aman

Pasar global mengakhiri sesi trading dengan penurunan. Indeks MSCI, yang melacak seluruh saham di seluruh dunia, kehilangan nilai sebesar 6,09 poin, atau 0,71%, dan ditutup pada 845,69. Pasar Eropa juga tidak mampu bertahan, dengan indeks STOXX 600 turun 0,38%, menunjukkan kecemasan besar-besaran di kalangan investor.

Ketakutan di Wall Street Mencetak Rekor

Indeks Volatilitas CBOE yang juga dikenal sebagai pengukur "ketakutan" Wall Street, melonjak ke 19,25, tertinggi sejak awal September. Lonjakan ini mencerminkan kegelisahan pasar yang dipicu oleh risiko global dan ketidakpastian geopolitik.

Aset Aman Menjadi Fokus

Aset aman seperti yen Jepang dan franc Swiss menunjukkan kenaikan secara signifikan karena para trader mencari rasa aman di tengah kekhawatiran atas adanya ketegangan yang memanas antara Iran dan Israel. Para investor mulai mencari instrumen yang lebih stabil, merereka bereaksi terhadap rumor kemungkinan serangan jauh sebelum berita tersebut dikonfirmasi dengan resmi.

Dolar Masih Percaya Diri

Dolar AS juga terlihat mencatatkan kenaikan kuat di tengah data ketenagakerjaan AS yang tangguh dan komentar tegas dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Powell sekali lagi menegaskan perlunya mempertahankan kebijakan moneter saat ini pada hari Senin, mengurangi ekspektasi terhadao pemangkasan suku bunga yang lebih tajam. Dengan adanya latar belakang ini, indeks dolar yang melacak dolar terhadap sekeranjang mata uang utama mengalami kenaikan dari 0,45% menjadi 101,20.

Euro Melemah, Yen Menguat

Euro kehilangan posisi, setelah turun 0,58% ke harga $1,1069. Sedangkan dolar, meskipun secara keseluruhan mengalami penguatan, masih tidak mampu mempertahankan posisinya terhadap yen Jepang. Dolar menunjukkan penurunan minor sebesar 0,08% menjadi 143,51. Investor kini kembali memilih mata uang Jepang di tengah adanya ketegangan yang memanas di Asia dan kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan di Eropa.

Obligasi AS - Kembali Menjadi Fokus

Demi mencari rasa aman, para investor mengalihkan perhatian mereka ke Treasury AS sehingga yang menyebabkan penurunan imbal hasil pada bagian kurva panjang dan kurva pendek. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun anjlok sebesar 6,3 basis poin menjadi 3,739%. Imbal hasil obligasi 2 tahun yang melacak ekspektasi untuk suku bunga masa depan Fed secara ketat mengalami penurunan sebesar 4,3 basis poin menjadi 3,6084%.

Indikator-indikator yang tadi disebutkan menunjukkan bahwa para pelaku pasar sedang mempersiapkan diri menghadapi turbulensi lanjutan dan pengurangan investasi berisiko, dan beralih ke aset yang lebih andal. Dinamika yang diamati menunjukkan peningkatan sentimen defensif dan kecenderungan dari investor untuk menghindari risiko secara signifikan.

Emas Melonjak, Energi dan Pertahanan Menguat: Siapa yang Akan Menang di Tengah Krisis?

Ketidakstabilan di Timur Tengah akhirnya memaksa para investor untuk berpindah haluan ke aset tradisional yang aman. Jim Barnes, direktur pendapatan tetap di Bryn Mawr Trust, menegaskan bahwa pasar kini mengambil pendekatan dengan menunggu dan melihat. "Kami mengamati dan berharap bahwa ketenangan yang ada saat ini akan bertahan lama. Namun apabila tidak demikian, perhatian pasar akan berpindah ke konsekuensi jangka panjang," katanya.

Logam Mulia: Permintaan Capai Puncak

Di tengah ketidakstabilan geopolitik, logam mulia kembali menjadi fokus = utama. Harga emas spot melonjak 0,91% ke harga $2.658,39 per ons, sementara emas berjangka AS alami kenaikan sebesar 0,95% menjadi $2.661,10 per ons. Keadaan ini menunjukkan adanya keinginan kuat di antara para investor untuk melindungi aset mereka sementara situasi di pasar global masih tegang.

Energi Memimpin

Meskipun indeks saham secara keseluruhan nilainya menurun, saham energi menunjukkan pertumbuhan. Di tengah kenaikan harga minyak yang meningkat sebesar 2,4%, saham Exxon Mobil naik sebesar 2,3%. Keadaan ini menegaskan adanya sensitivitas tinggi sektor energi terhadap perubahan di pasar hidrokarbon.

Perusahaan Pertahanan Meningkat

Saham pertahanan menjadi salah satu penerima manfaat utama dari ketegangan geopolitik saat ini. Northrop Grumman naik 3%, sementara Lockheed Martin naik sebesar 3,6%. Indeks S&P 500 untuk kedirgantaraan dan pertahanan mencetak rekor baru, menunjukkan minat yang kuat pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan industri pertahanan dan keamanan.

Utilitas Alami Kenaikan di Tengah Krisis

Di tengah kecemasan yang meluas, sektor utilitas juga kini merasa percaya diri, dengan indeks utilitas S&P 500 alami lonjakan 0,8%. Ini merupakan reaksi pasar yang khas di masa ketidakpastian, ketika para investor mencari aset yang stabil dan membayar dividen demi dapat melindungi diri dari fluktuasi yang tajam.

Saham Penerbangan Menjadi Pecundang TOP

Saham maskapai penerbangan terlihat menjadi salah satu sahamyang merugi di tengah peristiwa terbaru. Pemain atas seperti Delta Air Lines mengalami kerugian 1,6% di tengah adanya kekhawatiran bahwa ketidakstabilan geopolitik dan lonjakan harga bahan bakar akan berdampak negatif pada operasi maskapai. Dinamika ini mengakibatkan fokus bahwa ada kerentanan sektor penerbangan terhadap guncangan eksternal, termasuk konflik militer dan bencana alam.

Di tengah peristiwa ini, investor masih tidak berhenti mencari tempat berlindung yang aman, mencoba meminimalisir risiko dan melestarikan modal ketika berada dalam kondisi saat ekonomi global terombang-ambing berbagai tekanan dari segala sisi.

Fokus: Ketegangan Pasar dan Ketidakpastian Prediksi

Akibat adanya peningkatan risiko geopolitik, para ahli mencatat naiknya kegelisahan di antara para investor. Peter Tooze, presiden Chase Investment Counsel, memperingatkan bahwa kemungkinan eskalasi konflik berpotensi memberikan tekanan serius pada pasar saham. "Apabila situasi kiab memburuk, kita bisa dihadapkan pada penurunan yang berkepanjangan, karena investor takut terhadap konsekuensi yang tidak terduga," katanya. Menurutnya, bahkan dinamika positif yang diamati pada awal tahun ini mungkin tidak mencegah pelaku pasar dari penjualan secara besar-besaran seandainya situasi meningkat.

Lowongan Pekerjaan Meningkat, namun Aktivitas Manufaktur Melambat

Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan hasil yang beragam mengenai situasi perekonomian AS. Lowongan pekerjaan alami peningkatan pada bulan Agustus, ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tergolong stabil. Namun, indeks aktivitas manufaktur Institute for Supply Management (ISM) berada di level 47,2, atau di bawah ekspektasi analis sebesar 47,5. Hal ini menunjukkan perlambatan berkelanjutan di sektor manufaktur dan meningkatkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Ekspektasi Suku Bunga Fed: Pandangan yang Hati-hati

Investor fokus pada data pasar tenaga kerja yang akan datang, termasuk adanya laporan klaim pengangguran awal pada hari Kamis dan laporan pekerjaan bulanan pada hari Jumat. Kedua laporan ini berpeluang besar memengaruhi keputusan kebijakan Federal Reserve. Menurut alat FedWatch CME Group, trader memperkirakan peluang sebesar 38% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan November, atau melonjak dari 35% pada hari Senin namun masih jauh di bawah 58% yang terlihat sepekan yang lalu. Sentimen saat ini menegaskan bahwa ketidakpastian masih ada ketika pasar mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi terbaru.

Pemangkasan Suku Bunga: Bereaksi terhadap Perlambatan

Di tanggal 18 September, Federal Reserve AS memangkas suku bunga mereka sebesar 50 basis poin, langkah pertama dalam putaran baru pelonggaran moneter. Langkah ini menandakan bahwa sang regulator bermaksud menyokong perekonomian di tengah meningkatnya risiko global. Namun, peristiwa selanjutnya meragukan efektivitas langkah yang diambil tersebut, dan para pelaku pasar kini fokus pada langkah-langkah apa yang akan diambil selanjutnya.

Pengiriman di Ambang Paralisis

Situasi di pelabuhan AS masih terus tegang. Pemogokan yang dilakukan para pekerja di Pantai Timur dan Pantai Teluk akhirnya menghentikan hampir setengah dari semua pengiriman yang pada akibatnya berdampak negatif pada logistik dan rantai pasokan. Negosiasi untuk kontrak baru masih belum memberikan hasil apa pun, menambah ketidakpastian bagi bisnis dan investor. Faktor ini memperparah risiko lainnya jika dilihat secara keseluruhan, dan pasar memantau perkembangan dengan cermat .

Di tengah berbagai perubahan yang terjadi saat ini, pelaku pasar menunjukkan kehati-hatian, mereka kini berhati-hati dalam menganalisis data ekonomi yang masuk dan mencoba meminimalkan risiko mereka dalam lingkungan volatilitas tinggi.

Pemogokan di pelabuhan: bukan krisis, namun bersumber utama dari kekhawatiran

Meski pemogokan yang dilakukan pekerja pelabuhan di AS tidak mungkin menyebabkan masalah pasokan berskala besar seperti ketika puncak pandemi COVID-19 terjadi, hal ini masih menambah ketidakpastian signifikan pada prospek ekonomi. Para ahli menegaskan bahwa penghentian pengiriman dapat mempersulit penilaian stabilitas ekonomi secara keseluruhan, sehingga pada gilirannya mempersulit tugas Federal Reserve dalam menentukan kebijakan moneter yang optimal.

Sentimen bearish di bursa saham

Sentimen negatif mendominasi pasar saham AS. Di New York Stock Exchange (NYSE), jumlah saham yang mengalami penurunan melebihi saham yang alami peningkatan, dengan rasio 1,32 banding 1. Tekanan yang lebih terasa dialami oleh Nasdaq yang didominasi saham teknologi, di mana rasio tersebut adalah 2,36 banding 1 untuk saham yang jatuh. Keadaan ini menunjukkan bahwa para investor yang khawatir akan kemungkinan memburuknya situasi lebih memilih untuk mengurangi posisi dan melakukan take proft.

Volatilitas dalam angka: tertinggi dan terendah

Dalam hari tersebut, indeks S&P 500 mencatat 51 tertinggi terbaru dalam 52 pekan dan hanya dua rekor terendah baru, yang menunjukkan beberapa optimisme di antara sektor-sektor tertentu. Namun di saat yang sama, situasi di Nasdaq terlihat kurang positif: 75 tertinggi baru dan 137 terendah baru menyoroti volatilitas tinggi dan ketidakseragaman dalam dinamika sekuritas.

Volume trading memecahkan rekor

Di tengah semakin tingginya kegelisahan, volume tradinng di bursa Amerika meningkat mengalami peningkatan secara signifikan. Jumlah total saham yang berpindah tangan adalah sekitar 13,16 miliar, ini merupakan angka yang jauh lebih tinggi dari angka rata-rata harian 11,98 miliar saham selama 20 sesi trading terakhir. Peningkatan volume ini menunjukkan bahwa pelaku pasar secara aktif bereaksi terhadap peristiwa terkini, menyesuaikan strategi mereka di tengah meningkatnya ketidakpastian.

Situasi yang ada saat ini di pasar saham mencerminkan kekhawatiran besar dari para investor dan keinginan mereka untuk segera merespons perubahan terkait latar belakang geopolitik dan ekonomi. Dalam waktu dekat, faktor kunci akan menjadi stabilitator atau memburuknya situasi lebih lanjut, sehingga akan menentukan suasana hati dan vektor pergerakan untuk aset global.

Thomas Frank,
Analytical expert of InstaSpot
© 2007-2024
Manfaat dari rekomendasi para analis saat ini
Akun trading teratas
Buka akun trading

Tinjauan analitis InstaSpot akan membuat Anda menyadari sepenuhnya tren pasar! Sebagai klien InstaSpot, Anda dilengkapi dengan sejumlah besar layanan gratis untuk trading yang efisien.

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.