Indeks utama Wall Street ditutup dengan lebih tinggi di hari Jumat, pulih dari penurunan pada hari sebelumnya akibat laproan pendapatan yang kuat dari Amazon berhasil mengimbangi kekhawatiran signifikan atas perlambatan pertumbuhan pekerjaan AS di bulan Oktober.
Saham Amazon.com (AMZN.O) melonjak 6,2% setelah raksasa e-commerce tersebut melaporkan hasil penjualan ritel yang kuat dan hasil keuntungan mereka yang melampaui prediksi Wall Street. Angka yang melonjak ini memberikan dorongan besar bagi investor, menyudahi sentimen negatif secara keseluruhan di pasar.
Di sisi lain ada saham Apple (AAPL.O) yang merosot 1,2%, para investor juga khawatir terkait penurunan hasil penjualan perusahaan di Tiongkok pada kuartal terakhir. Penurunan penjualan di pasar Asia yang paling besar ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pemegang saham, sehingga lumayan meredam antusiasme pasar secara keseluruhan.
Saham anggota lain dari "Magnificent Seven" yang beberapa contohnya adalah Meta Platforms dan Microsoft (MSFT.O) juga ikut terkena tekanan setelah kedua perusahaan tersebut melaporkan biaya tinggi pada infrastruktur kecerdasan buatan atau artificial intellegent (AI). Biaya ini memberikan dampak negatif terhadap indeks Nasdaq (.IXIC) di hari Kamis, menimbulkan penurunan jangka pendek.
"Awal bulan yang baru cenderung menghadirkan optimisme segar di kalangan para investor, terutama setelah adanya penurunan kemarin dan laporan kuat dari Apple dan Amazon," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research. Optimisme yang menyegarkan ini sepertinya membantu pasar mengatasi penurunan untuk sementara.
Terlepas dari data pekerjaan yang lemah, laporan hanya menunjukkan angka 12.000 pekerjaan baru yang ditambahkan pada laporan bulan Oktober (jauh di bawah prediksi yaitu 113.000), pasar tidak menganggap laporan ini sebagai alasan untuk panik. Peserta pasar menghubungkan angka rendah ini dengan faktor sementara, contohnya bencana badai dan pemogokan, mereka akan tetap yakin terhadap stabilitas pasar tenaga kerja, dengan tingkat pengangguran masih stabil di angka 4,1%.
Data pekerjaan yang dipublikasikan tidak mengurangi optimisme, para investor juga tetap yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November. Langkah tersebut dipandang sebagai katalis yang mungkin mampu mempertahankan momentum pasar bernada positif.
"Faktor kunci dalam jangka pendek ada pada pendapatan kuartalan, suku bunga, dan pemilu yang akan datang," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research. Menurutnya, peristiwa-peristiwa tersebut berpotensi memberikan dampak yang menentukan terhadap sentimen investor dan pergerakan indeks selama beberapa pekan mendatang.
Trading pada hari Jumat menunjukkan lonjakan yang meyakinkan di Wall Street: Dow Jones Industrial Average (.DJI) bertambah 288,73 poin atau 0,69%, menyelesaikan hari pada 42.052,19. S&P 500 (.SPX) bertambah 23,35 poin (0,41%) ke angka 5.728,80, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) tumbuh 144,77 poin, atau 0,80%, mencapai 18.239,92. Namun hasil mingguan tidak cukup membahagiakan: S&P 500 kehilangan 1,38%, Nasdaq anjlok 1,51%, dan Dow juga merosot 0,16%.
Pemilu AS yang akan datang menarik perhatian yang semakin masif dari para investor, mereka memprediksi persaingan presiden secara ketat. Ketidakpastian seputar kemungkinan hasil pemilu kian menambah fluktuasi semakin lama ke pasar, terutama apabila mengingat bahwa pertemuan Fed akan dijadwalkan sehari setelah pemungutan suara. Kombinasi faktor politik dan ekonomi juga menimbulkan pertanyaan mendesak bagi para peserta pasar.
Hasil yang cemerlang dari Amazon mendorong sektor barang konsumen (.SPLRCD), untuk melonjak 2,4%, mencapai level tertinggi selama dua tahun. Bersama Amazon, saham Intel (INTC.O) melonjak 7,8% akibat prediksi pendapatan yang lebih baik dari yang diharapkan. Hasil tersebut menguatkan indeks semikonduktor (.SOX) bergerak naik 1%, menandakan minat yang stabil terhadap teknologi meskipun ada volatilitas secara keseluruhan.
Saham Chevron (CVX.N) bertambah 2,8% setelah rilis laporan kuartalan mereka yang melampaui ekspektasi para analis berkat adanya lonjakan volume produksi minyak. Data yang ada menunjukkan pertumbuhan perusahaan dengan kuat di tengah pasar yang bergejolak, meningkatkan minat investor kepada sektor energi.
Di dalam Bursa Efek New York (NYSE), yang mendominasi adalah tren penurunan: jumlah saham yang kehilangan nilai melebihi saham yang bertambah, dengan rasio 1,21 banding 1. Namun NYSE mencatat terdapat 88 titik tertinggi baru dan 93 titik terendah, menunjukkan rentang posisi yang luas di pasar.
Indeks S&P 500 melihat ada sepuluh titik tertinggi baru dalam 52 pekan dan enam titik terendah, sementara Nasdaq Composite menyaksikan adanya 67 titik tertinggi baru dan 123 titik terendah. Volume trading total pada bursa AS mencapai 12,13 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata yang biasanya mencapai 20 hari sebesar 11,71 miliar, keadaan ini mencerminkan adanya lonjakan aktivitas di tengah ekspektasi investor.
Imbal hasil Treasury AS pada awalnya alami penurunan setelah data ketenagakerjaan Oktober yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan tergolong kecil. Namun, pakar ekonomi mengaitkan hal tersebut dengan faktor sementara seperti adanya pemogokan sektor kedirgantaraan dan dampak bencana badai yang melemahkan kesan hasil yang lemah. Sementara itu, tingkat pengangguran masih tetap stabil di 4,1%, menunjukkan stabilitas pasar tenaga kerja.
Setelah sesi trading berakhir, datang kabar bahwa Nvidia (NVDA.O) akan masuk ke dalam Dow Jones Industrial Average, menggantikan Intel (INTC.O). Kabar tersebut dengan cepat memengaruhi harga saham untuk kedua perusahaan: saham Nvidia melonjak naik sebesar 1,9% dalam trading setelah jam kerja, sementara Intel anjlok 1,4%.
Terdapat beberapa hari sebelum pemilu AS dilangsungkan, jajak pendapat menunjukkan bahwa Wakil Partai Republikan, Donald Trump, dan Wakil Presiden Demokrat, Kamala Harris, nyaris seimbang. Persaingan yang ketat ini menambah tekanan lanjutan kepada pasar, mereka memprediksi adanya ketidakpastian kebijakan fiskal apabila salah satu kandidat menang.
Beberapa analis memperingatkan bahwa terlepas dari hasil pemilu, lintasan fiskal AS dapat memburuk di bawah salah satu kandidat. Potensi hadirnya perubahan dalam kebijakan pajak dan anggaran akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan para investor karena mereka mengantisipasi tantangan ekonomi di masa mendatang.
Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun mencapai 4,361% atau yang merupakan level paling tinggu sejak bulan Juli, bertambah 7,7 basis poin. Kenaikan ini terjadi akibat adanya kenaikan 48 basis poin pada Oktober, ini mengisyaratkan kenaikan bulanan yang paling besar sejak April. Tren ini mencerminkan ekspektasi pasar yang meningkat seputar potensi adanya perubahan kebijakan ekonomi.
"Kami sudah berhasil melalui laporan kuartalan dari perusahaan raksasa teknologi besar, dan secara keseluruhan, semua laporannya melampaui ekspektasi dalam berbagai kasus," kata Rick Meckler, mitra di kantor investasi keluarga Cherry Lane Investments di New Jersey. "Penjualan yang ada akhir-akhir ini tidak berdasar, dan investor memutuskan untuk kembali ke pasar."
Indeks MSCI World (.MIWD00000PUS) melonjak 2,85 poin, atau 0,34%, menyentuh 835,15. Pasar Eropa juga mencatat adanya pertumbuhan yang kuat, dengan indeks STOXX 600 mengakhiri hari dengan naik 1,09%, menandai adanya kenaikan satu hari terbesar dalam lima pekan. Bank memimpin daftar kenaikan yang ada, memulihkan kerugian baru-baru ini.
Mata uang dolar AS kembali menguat, naik terhadap mata uang euro dan beberapa mata uang utama lainnya. Investor dan trader merespons data ketenagakerjaan baru ini dengan menambah kepercayaan pada dolar dan memperkuat posisinya di pasar mata uang global.
Euro anjlok 0,40% terhadap dolar, menyentuh $1,084, sementara indeks dolar (.DXY), yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, bertambah 0,36% menjadi 104,24. Kenaikan ini semakin mempertegas penguatan dolar yang stabil di tengah volatilitas pasar global yang meningkat.
Dolar juga melonjak terhadap yen, bertambah 0,60% menjadi 152,94 menjelang masa liburan tiga hari di Jepang. Lonjakan ini diakibatkan oleh adanya pernyataan terbaru dari Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda. Pernyataannya yang tidak cukup "dovish" tersebut memberikan dukungan sementara bagi yen awal pekan ini, tetapi pasar akhirnya lebih memilih dolar.
Pasar cryptocurrency juga mengalami lonjakan, dengan Bitcoin yang merupakan mata uang digital terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, alami lonjakan 0,57% mencapai $69,531. Minat investor terhadap cryptocurrency masih tetap stabil di tengah fluktuasi ekonomi global.
Harga minyak terus naik di tengah laporan bahwa Iran kini sedang bersiap untuk melepaskan serangan balasan kepada Israel, kemungkinan akan dilakukan dari wilayah Irak. Ketegangan geopolitik ini semakin mendorong harga minyak, menambah risiko bagi wilayah yang sudah terlibat dalam konflik jadi semakin meluas, awalnya dimulai dengan permusuhan di Gaza.
Futures minyak mentah Brent melonjak 29 sen menjadi $73,10 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 23 sen menjadi $69,49 per barel. Fluktuasi yang terjadi di pasar minyak ini ada hubungannya dengan kekhawatiran tentang keamanan pasokan dan ketidakpastian atas potensi perluasan konflik.
Harga emas agak melemah akibat kekuatan dolar yang mengurangi daya tarik logam mulia ini di mata investor. Dalam lingkungan dolar AS yang kuat, emas menjadi aset lindung nilai yang tidak begitu menarik sehingga menyebabkan terjadinya penurunan harga minimal.
Pekan depan, pasar akan mengantisipasi dua peristiwa penting yang berpengaruh mengubah sentimen investor: pemilu presiden AS dan pertemuan Federal Reserve, di sini akan ada penyesuaian suku bunga yang akan dibahas. Keputusan-keputusan yang ada akan menjadi indikator kunci bagi pelaku pasar, menentukan arah bagi dunia keuangan.
Hasil suara pada 5 November menutup perlombaan presiden yang intens yang dipantai oleh seluruh negeri dengan cermat, memengaruhi pasar keuangan. "Trump trades" atau transaksi yang berfokus pada peningkatan aset yang mungkin mendapat manfaat di bawah kepresidenan Trump saat ini telah menyebabkan fluktuasi pasar secara signifikan, mencerminkan sentimen investor yang mengantisipasi keberhasilan kandidat Republik dalam kontesnya melawan Demokrat Kamala Harris.
Strategi pasar saat ini mencakup kenaikan dolar dan penjualan obligasi Treasury, sebagian terkait dengan data ekonomi yang kuat dan harapan untuk deregulasi mata uang kripto jika Trump menang. Optimisme seputar Bitcoin juga meningkat, karena banyak investor berspekulasi bahwa kemenangan Republik dapat mengurangi tekanan regulasi pada sektor kripto.
Meskipun ada beberapa spekulasi tentang potensi hasil pemilu, jajak pendapat menunjukkan peluang yang hampir sama untuk kedua kandidat. Taruhan yang dilakukan kepada Trump telah berkurang pada akhir minggu, dan pasar bersiap menghadapi volatilitas pada hari pemungutan suara, terlepas dari hasilnya.
Walter Todd, Chief Investment Officer di Greenwood Capital, mencatat bahwa hasil pemilu apa pun dapat memperkenalkan risiko jangka pendek. "Kemenangan Republik dapat menyebabkan pengambilan keuntungan dan penjualan saham saat investor berusaha mengunci keuntungan," jelas Todd. Di sisi lain, kemenangan Harris mungkin memicu koreksi yang lebih signifikan, karena pasar mengantisipasi pendekatan yang lebih ketat terhadap regulasi bisnis dan kebijakan pajak.
Pemungutan suara pada hari Selasa tidak hanya sekedar menentukan siapa presiden berikutnya namun juga menentukan bagaimana kendali Kongres, sehingga menambah lagi ketidakpastian bagi investor yang sedang mencoba mengantisipasi bagaimana hasil politik yang berbeda dapat memengaruhi kinerja aset untuk jangka panjang. Kedua kandidat presiden menawarkan jalur yang kontras bagi perekonomian, yang tercermin dalam prakiraan khusus sektor.
Prospek deregulasi di bawah kepemimpinan Trump akan menarik bagi sektor perbankan karena mereka dapat memperoleh keuntungan dari lingkungan regulasi yang lebih menguntungkan. Selain itu, tarif yang lebih tinggi dalam agenda Trump dapat mendukung perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil yang berfokus pada pasar domestik, meskipun hal ini juga dapat menambah volatilitas ke pasar yang lebih luas.
Para analis menyarankan bahwa Harris yang secara aktif mendukung inisiatif energi bersih, dapat memberikan dorongan kuat bagi saham energi surya dan energi terbarukan jika terpilih. Investor melihat ini sebagai peluang pertumbuhan, terutama saat dunia beralih ke energi berkelanjutan.
Investor merasa khawatir bahwa bagaimaman persaingan yang ketat berpotensi menyebabkan ketidakpastian yang berkepanjangan atau hasil yang diperebutkan. Pengalaman yang terjadi pada tahun 2020, ketika Trump mencoba mempertanyakan hasil pemilu sehingga menimbulkan pertanyaan tentang potensi adanya penundaan dan adanya volatilitas pasar yang meningkat. "Pasar berjalan baik di bawah Trump, namun juga berpeluang beradaptasi di bawah Harris," kata Robert Pavlik, Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth. "Hal yang paling kita butuhkan adalah kejelasan."
Di tengah siklus pemilu yang menegangkan, perhatian para investor juga terfokus pada pertemuan Federal Reserve yang ditetapkan pada hari Kamis. Pasar mengantisipasi sinyal baru terkait kabar suku bunga, dan keputusan yang diambil nantinya dapat menimbulkan tantangan lain bagi indeks S&P 500, yang sudah naik nyaris 20% sejak awal tahun. Namun bulan Oktober terbukti menantang bagi indeks yang alami penurunan setelah lima bulan berturut-turut bergerak tumbuh, sebagian besar karena hasil keuangan yang beragam dari perusahaan teknologi besar.
Menurut data LSEG, kontrak berjangka dana federal mengindikasikan bahwa Federal Reserve AS diperkirakan akan memangkas suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin. Ini akan menandai pemangkasan suku bunga kedua setelah keputusan September, yang pertama dalam empat tahun.
Bagi para investor, fokus utama yang ada pada pertemuan Fed mendatang duduk pada sikap Ketua Fed Jerome Powell. Powell diharapkan untuk mengklarifikasi bagaimana ekonomi bisa dapat memengaruhi kebijakan di masa mendatang dan dapat meningkatkan adanya kemungkinan untuk menghentikan siklus pemangkasan suku bunga. Isu ini menjadi semakin penting di tengah rilis data ekonomi positif yang tidak henti-henti.
Indeks Kejutan Ekonomi Citigroup (.CESIUSD), yang melacak bagaimana data ekonomi memenuhi atau melampaui perkiraan, telah mencapai level tertinggi sejak April. Data yang dirilis minggu ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat sebesar 2,8% pada kuartal ketiga, sinyal positif bagi para pelaku pasar.
Namun hasil laporan pekerjaan bulanan yang hadir pada Jumat menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan hampir terhenti pada bulan Oktober. Hasil yang ada menyimpang dari tren positif secara keseluruhan, namun para pakar ekonomi melaporkan bahwa data tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor bersifat sementara, contohnya seperti pemogokan sektor kedirgantaraan dan dampak bencana badai yang memengaruhi hasil respons survei penggajian.
Pakar ekonomi dari JPMorgan, Michael Feroli, mengatakan bahwa data pada pekan ini masih mendukung perlunya pemangkasan suku bunga. "Bahkan apabila hasil pemilu sudah jelas pada hari Kamis, ketidakpastian masih akan cukup tinggi jika ingin membenarkan pendekatan secara hati-hati dari Fed pada arahan masa depan," tulis Feroli pada sebuah catatan penelitian, ia menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang seimbang di tengah adanya ketidakstabilan.
Tinjauan analitis InstaSpot akan membuat Anda menyadari sepenuhnya tren pasar! Sebagai klien InstaSpot, Anda dilengkapi dengan sejumlah besar layanan gratis untuk trading yang efisien.