empty
 
 
id
Bantuan
Pembukaan akun instan
Platform Trading
Deposit/Penarikan
Harga Minyak Mentah Melonjak Saat AS Perketat Sanksi terhadap Rusia

Harga Minyak Mentah Melonjak Saat AS Perketat Sanksi terhadap Rusia

Sebuah paradoks tengah terjadi di pasar minyak, dengan harga yang terus naik selama empat minggu berturut-turut. Menurut Reuters, harga minyak melonjak pada 17 Januari, membuka jalan untuk pekan keempat kenaikan berturut-turut. Pendorong utama lonjakan ini adalah sanksi baru AS terhadap ekspor energi Rusia, yang mengganggu pasokan, mendorong harga spot lebih tinggi, dan meningkatkan biaya transportasi.

Oleh karena itu, Brent dan WTI crude masing-masing naik 2,5% dan 3,6% minggu lalu. Secara spesifik, Brent oil futures naik 0,39% menjadi $81,61 per barel, sementara WTI futures meningkat 0,59% dan ditutup pada $78,31 per barel.

Analis di Fujitomi Securities mengaitkan lonjakan ini dengan kekhawatiran gangguan pasokan akibat sanksi AS terhadap produsen dan kapal tanker minyak Rusia, serta ekspektasi peningkatan permintaan, terutama dengan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve. Selain itu, kondisi cuaca dingin di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan bakar, yang semakin mendukung harga minyak.

Sebelumnya, pemerintahan Biden mengumumkan perluasan sanksi yang menargetkan produsen dan kapal tanker minyak Rusia. Dalam situasi ini, Tiongkok dan India, pembeli terbesar minyak mentah Rusia, semakin beralih ke pasar global untuk mencari alternatif. Hal ini mendorong peningkatan biaya transportasi, catat para ahli.

Para investor juga khawatir tentang potensi gangguan pasokan setelah pelantikan Donald Trump. Ada kemungkinan nyata bahwa pemerintahannya dapat mengambil sikap tegas terhadap Iran dan Venezuela, dua pemasok minyak utama, yang semakin memperketat pasar minyak global.

Pasar minyak mendapatkan dukungan kuat dari perkiraan peningkatan permintaan. Selain itu, ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve meningkat setelah data menunjukkan bahwa inflasi di ekonomi terbesar dunia mulai mereda.

Sementara itu, hasil kilang minyak Tiongkok turun tahun lalu untuk pertama kalinya dalam dua dekade, tidak termasuk tahun pandemi 2022. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok tumbuh lebih baik dari yang diharapkan pada 2024, menambahkan lapisan optimisme pada prospek permintaan minyak global.

Kembali

See aslo

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.